Global-hukumimdonesia.com, Sukabumi - Wakil Ketua Dewan perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sukabumi Yudi Suryadikrama, SH., saat menghadiri Istighosah Akbar bersama Calon wakil presiden (Cawapres) Mahfud MD di Cicurug, kabupaten Sukabumi, Jawa barat, baru baru ini.
Yudi Suryadikrama yang dirinya merupakan Ketua DPC PDIP Kabupaten Sukabumi megatakan, "bahwa hasil survei elektabilitas pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD yang saat ini berada di posisi buncit, bahwa hal itu belum tentu benar. Proses demokrasi, memungkinkan perubahan dan bahwa hasil survei tidak selalu mencerminkan kenyataan", terang Anggota DPRD Besutan Megawati Sukarno putri ini.
Lebih lanjut dikatakannya, "Kalau kata orang benar, kata Allah belum tentu, kalau kata orang A, belum tentu bisa jadi A,untuk menentukan hal yang belum berdiri juga tidak boleh. walaupun ini survei, yang jelas banyak hal terjadi di luar survei menang, Ganjar dulu surveinya kecil, menang", terangnya kepada para awak media, usai menghadiri istighosah akbar bersama Calon Wakil Presiden nomor urut 3, Mahfud MD di Alun-alun Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jumat (9/2/2024) lalu.
Terkait dengan kedatangan Mahfud MD ke Sukabumi, menurut Yudi, "hal itu merupakan keberkahan, Setiap ada sultan atau raja yang sudah jadi atau belum jadi itu keberkahan, artinya bumi ini sudah ada alur perjalanan. Kalau misalkan ada beliau ke sini, minimal teman-teman masyarakat Sukabumi khususnya Cicurug, inilah Cawapres yang peduli terhadap masyarakat", beber Anggota DPRD kabupaten sukabumi yang ramah ini.
Yudi pun menyinggung perhelatan pilpres yang disebut akan berlangsung satu putaran,menurutnya, satu atau dua putaran merupakan bagian dari demokrasi.
"Seperti pak Mahfud bilang jangan sampai ada klepto yang baru, kita wajib berikhtiar, meminta itu kepada Allah SWT, soal target suara di Sukabumi berimbang lah, kalau misalkan dari 100 berarti 30 persen inssa allah bisa tercapai", ungkapnya lagi.
Disisi lain menyinggung soal ramainya civitas akademika kampus di Indonesia, Yudi menegaskan bahwa demokrasi adalah wujud dari kepedulian dan partisipasi masyarakat.
"Sebuah proses perjalan hidup kan semuanyakan belajar, artinya yang sudah mendapatkan gelar profesor ataupun yang belum, semua adalah bimbingan dari Allah, yang jelas demokrasi itu boleh boleh saja, dan itu bagus, artinya kritik yang membangun dan membuat suatu hal tiada biasa, diteriaki dan diberikan pendapat itu, namanya orang antusias itu peduli", pungkasnya. (Hadi/FKWSB)
Social Header