Global-hukumindonesia.com, Sukabumi - Kenapa Cirebon Mendapat julukan kota wali, sejarah Cirebon tidak terlepas dari nama besar Sunan Gunung Jati atau Raden Syarif hidayatulah.
Sunan Gunung Jati merupakan salah satu dari dewan wali dari sembilan wali atau walisongo yang ada di tanah Jawa yang tinggal di Cirebon.
Namun, menurut beberapa sumber sejarah yang ada sebelum Sunan Gunung Jati menjadi Sultan di Kesultanan Cirebon, sudah lebih dahulu ada Ki Gede Alang Alang.
Berikut sejarah asal-usul berdirinya Cirebon sebelum datang Sunan Gunung Jati ke tanah Jawa, dilansir Portal Majalengka - Pikiran Rakyat dari berbagai sumber.
Berawal dari pedukuhan di pesisir pantai Cirebon dan terdiri dari masyarakat yang beragam, pada masa itu Cirebon merupakan daerah yang belum banyak dihuni masyarakat.
Dalam Babad Cirebon dikisahkan bagaimana proses babad alas Cirebon yang dilakukan oleh Ki Danusela atau Ki Gede Alang Alang.
Dalam membabad alas Cirebon Ki Gede Alang Alang dibantu oleh Pangeran Cakrabuana atau Pangeran Walangsungsang.
Pangeran Walangsungsang sendiri merupakan putra dari Prabu Siliwangi atau Sri Baduga Maha Raja yang saat itu memimpin atau menjadi Raja di Kerajaan Pajajaran.
Kemudian Cirebon berkembang menjadi daerah yang maju dan memiliki kekuasaan yang dipimpin Ki Gede Alang Alang yang dibantu oleh Pangeran Walangsungsang.
Selain itu, KISAH WALI CIREBON, Peran Ki Gede Alang-Alang Didik Walangsungsang dan Rara Santang hingga Sunan Gunung Jati
Ki Gede Alang-Alang adalah julukan bagi tokoh pendiri Cirebon yang bernama Bramacari Siramarna atau Ki Danusela.
Dijuluki Ki Gede Alang Alang karena yang bersangkutan sukses membuat daerah yang sebelumnya berupa alang-alang atau rerumputan yang tidak terurus menjadi sebuah desa atau padukuhan yang ramai.
Menurut versi lain yaitu menurut kisah yang dituliskan dalam Naskah Carita Purwaka Caruban Nagari, Ki Gede Alang-Alang adalah nama lain dari Ki Danusela adik dari Ki Danuarsih, penguasa Cirebon Girang.
Desa atau Padukuhan yang didirikan Ki Gede Alang-Alang itu kelak dikenal dengan nama Caruban atau Cirebon.
Sedangkan masa Kejayaan Sunan Gunung Jati, Pewaris Takhta Pangeran Cakrabuana dan Prabu Siliwangi.
Sedangkan Menurut Naskah Kuningan, Bramacari Siramarna adalah Kuwu Cirebon ke I, merupakan anak dari Lantera Wala/Lentera Wulan.
Selain dikenal sebagai Kuwu Cirebon I, Ki Gede Alang-Alang juga dikenal sebagai kepala Pelabuhan atyau Syahbandar Pelabuhan Muara Jati.
Ki Gede Alang-Alang memiliki seorang putri yang bernama Kencana Larang atau Nyi Mangusari, putri itu kelak menikah dengan Pangeran Walangsungsang.
Pada mulanya Ki Gede Alang-Alang penyembah berhala, tapi selepas berkenalan dengan Walangsungsang dia menjadi tertarik pada agama Islam.
Kala itu Pangerang Walangsungsang menggunakan nama Abdullah Iman, ia menyembunyikan jati dirinya sebagai anak Raja Pajajaran.
Singkat cerita, Abdullah Iman lebih memilih menjadi manusia biasa dan berprofesi sebagai nelayan pencari rebon dan pembuat terasi.
Setelah beberapa lama berkenalan dengan Abdullah Iman, serta mengetahui ketinggian ahlak dan budi pekertinya, Ki Gede Alang Alang semakin mantap dengan pemuda itu.
Dan pada akhirnya Ki Gedeng Alang Alang menikahkan putrinya dengan Abdullah Iman atau Pangeran Walangsungsang, yang kelak menjadi pemimpin di Cirebon sebelum diserahkan pada keponakannya Sunan Gunung Jati.
Itulah sedikit kisah sejarah tentang asal-usul kota Cirebon atau yang sekarang mendapatkan julukan kota wali. (Hadi/berbagi sumber)
Social Header