Global-hukumindonesia.com, Sukabumi - Penyebaran Islam di tatar Pasundan atau di Jawa Barat memang tidak lepas dari peran Sunan Gunung Jati. Artikel cerita ini diunggah dari channel youtube A'az Ibad.
Bahwa Sunan Gunung Jati salah satu dari anggota Walisongo yang menyebarkan agama Islam di tatar Pasundan atau Jawa Barat.
Setelah Sunan Gunung Jati wafat, banyak tokoh yang terus berjuang mendakwahkan ajaran Islam. Salah satu tokoh tersebut adalah Syekh Abdul Muhyi, dua abad setelah Sunan Gunung Jati.
Syekh Abdul Muhyi lahir di Mataram pada tahun 1071 H atau tahun 1650 M. Syekh Abdul Muhyi mendapat perintah dari gurunya untuk berdakwah di daerah selatan Jawa Barat. Syekh Abdul Muhyi melaksanakan apa yang menjadi titah dari gurunya dengan mengembara sesuai petunjuk dari gurunya.
Dikisahkan ketika Syekh Abdul Muhyi tiba di Lebak Siu. Dia mendapatkan serangan dari kalangan jawara yang memiliki ilmu hitam, yaitu Mbah Ibra dan Mbah Asmun. Dua pendekar aliran ilmu hitam datang menyerang Syekh Abdul Muhyi yang saat itu sedang menunaikan sholat dan sedang dalam keadaan bersujud.
Keadaan itu mereka anggap sangat menguntungkan bagi keduanya, Sebab mereka akan dengan mudah menyerang Syekh Abdul Muhyi dari belakang.
Seketika itu juga kedua tokoh ilmu hitam itu menyerang Syekh Abdul Muhyi dari belakang dengan menggunakan ilmu Batara Karang.
Tapi apa yang terjadi, karena keramat kesaktian Syekh Abdul Muhyi, kedua orang yang akan berbuat jahat tersebut tiba-tiba kaku kaki dan tangannya.
Setelah Syekh Abdul Muhyi selesai sholat, dia terkejut saat melihat ada dua orang berdiri tegak bagaikan patung di belakangnya.
Syekh Abdul Muhyi kemudian menanyakan siapa dan apa tujuan mereka berdua datang ke tempatnya.
Kedua orang ini kemudian meminta maaf kepada Syekh Abdul Muhyi karena berniat membunuh dirinya.
Kemudian Syekh Abdul Muhyi mendoakan kedua jawara yang menjadi patung hingga kembali bisa seperti semula.
Setelah mereka kembali normal, keduanya kembali berniat menyerang Syekh Abdul Muhyi dengan menghunuskan golok dari sarungnya.
Golok yang dicabut dari sarungnya itu ternyata tidak bisa mereka ambil, sebab golok itu terus-menerus memanjang hingga golok itu tidak bisa keluar secara sempurna dari sarungnya.
Dalam kondisi demikian, mereka berdua akhirnya menyerah kepada Syekh Abdul Muhyi dan bersama seluruh anak buahnya menyatakan diri masuk agama Islam.
Dengan karomah kesaktian yang dimiliki Syekh Abdul Muhyi, akhirnya dia mampu menaklukkan kedua jawara itu dan akhirnya memeluk agama Islam.
Kini makam Syekh Abdul Muhyi berada di derah Pamijahan Kabupaten Tasikmalaya, jawa barat, dan makam beliau selalu dibanjiri peziarah yang datang dari kalangan penjuru wilayah, Wallahu a'lam bishawab. (Rd.Hadi)
Social Header