Apa itu Berkah?

Global-hukumindonesia.id, Indonesia - Imam Musa Kadzim menjelaskan tentang berkah dalam harta yang halal:
Seekor domba melahirkan sekali setahun, dan setiap kali hanya satu anak domba.
Anjing melahirkan dua kali setahun, dan setiap kali minimal 6-7 anak anjing.

Secara alami, seharusnya anda melihat kawanan anjing yang dikelilingi oleh satu atau dua ekor domba. Namun kenyataannya justru sebaliknya, anda melihat kawanan domba yang dikelilingi oleh satu atau dua anjing.

Karena Allah menanamkan berkah dalam sifat domba, dan menghilangkan berkah dari sifat anjing. Meskipun banyak orang menyembelih domba dan menggunakan dagingnya, serta semua bagian domba bisa dimanfaatkan, berbeda dengan anjing. Harta yang haram seperti itu jumlahnya banyak, tapi tidak memiliki berkah.
(Al-Kafi, Juz 5, Halaman 125)

Dalam penjelasan Imam Musa Kadzim ini, berkah bukan hanya soal banyaknya sesuatu, tapi tentang kualitas dan keberkahan yang diberikan oleh Allah pada sesuatu yang halal dan baik.

Contohnya:

Domba hanya melahirkan satu anak setahun, sementara anjing melahirkan lebih banyak. Secara hitungan, anjing punya anak lebih banyak dan lebih cepat berkembang.

Namun kenyataannya, kita justru melihat kawanan domba yang lebih banyak, sedangkan anjing hanya sedikit. Ini menunjukkan bahwa meskipun jumlahnya sedikit, domba punya berkah — yaitu keberlanjutan, manfaat, dan keberadaan yang stabil.

Mengapa?
Karena domba adalah hewan halal dan semua bagiannya bisa dimanfaatkan, sementara anjing dianggap hewan haram dalam konteks makanan dan tidak membawa keberkahan dalam jumlahnya.

Jadi, berkah berarti kualitas dan keberlanjutan yang diberikan oleh Allah pada sesuatu yang halal dan baik, bukan sekadar kuantitas atau banyaknya sesuatu. Sesuatu yang berlimpah tapi tidak diberkahi oleh Allah tidak akan membawa kebaikan jangka panjang. (*)