Global-hukumindonesia.id, Indonesia - Dalam Islam, Iblis bukan sekadar sosok simbolik, tetapi makhluk nyata yang berasal dari golongan jin, sebagaimana disebut dalam Al-Qur'an:
> "Dia (Iblis) adalah dari golongan Jin..."
(QS. Al-Kahfi: 50)
Namun, Al-Qur'an dan Hadis tidak secara rinci menggambarkan bentuk fisik Iblis. Karena itu, para ulama biasanya berhati-hati dan tidak berspekulasi terlalu jauh. Tapi ada beberapa pandangan atau keterangan tambahan dari kitab tafsir dan literatur klasik:
1. Wujud Asli Iblis Tidak Diketahui dengan Pasti,
Mayoritas ulama mengatakan bahwa wujud asli Iblis tidak diketahui secara pasti, karena Allah tidak memberitahukannya secara rinci. Yang jelas, ia bisa berubah bentuk — seperti dalam kisah-kisah peperangan Nabi, dimana Iblis menjelma sebagai manusia tua atau bentuk lainnya.
2. Bisa Menyerupai Ular, Hewan, atau Manusia,
Beberapa riwayat menyebut bahwa Iblis kadang menjelma menjadi ular, anjing hitam, atau orang tua. Ini menunjukkan bahwa ia punya kemampuan untuk mengubah rupa, sebagaimana jin pada umumnya.
3. Tidak Digambarkan seperti "Baphomet",
Gambaran Iblis sebagai kambing bertanduk tiga (seperti mirip patung "Baphomet") tidak berasal dari Islam, melainkan dari tradisi Kristen, Yahudi, dan simbolisme okultisme.
Patung Baphomet sendiri adalah simbol modern yang dipopulerkan oleh kelompok-kelompok seperti Freemason atau pemuja setan, bukan gambaran asli dari Iblis menurut Al-Qur'an.
4. Fokus Islam: Bukan pada Wujud, Tapi pada Tipu Dayanya,
Dalam Islam, yang lebih penting bukan bagaimana rupa Iblis, tetapi bagaimana dia menyesatkan manusia melalui bisikan (waswas), godaan, dan bujukan. Jadi, perhatian utama umat Islam adalah menjauhi godaannya, bukan mencari-cari bentuk fisiknya.
Kesimpulan:
Islam tidak menetapkan rupa fisik pasti untuk Iblis. Gambaran Iblis sebagai kambing bertanduk (Baphomet) bukan bagian dari Islam. Yang utama dalam ajaran Islam adalah melawan godaan Iblis, bukan sibuk membayangkan wujudnya. (*)
Social Header