Global-hukumindonesia.id, Aceh Tamiang - SMAN 2 Patra Nusa Manyak Payed terus berupaya menanamkan nilai nasionalisme dan toleransi dalam kehidupan siswa melalui Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Para siswa diajak memahami pentingnya kerukunan antar-etnis melalui pembelajaran kontekstual tahun ini, sekolah mengangkat studi kasus Desa Durian di Kalimantan Barat, yang dikenal sebagai desa multietnis yang berhasil menjaga keharmonisan antara etnis Madura, Dayak, dan Melayu. Senin (26/05/2025).
Muhammad Nur, S.Pd., selaku Guru Ekonomi menyebutkan bahwa "Kegiatan ini bertujuan agar siswa memahami tentang hidup damai dalam keberagaman adalah nyata, dan bisa diterapkan di lingkungan mereka sendiri. Melalui diskusi simulasi musyawarah, dan refleksi nilai-nilai integrasi sosial, siswa diajak berpikir kritis dan empatik terhadap sesama.
"Siswa diajak mendalami nilai-nilai seperti kerja sama antar etnis, penggunaan bahasa yang inklusif, hingga adat istiadat yang mendorong persatuan. Lewat diskusi kelas, pemutaran video dokumenter, hingga simulasi musyawarah desa. Siswa diajak berpikir kritis dan terbuka terhadap perbedaan", sebut M Nur.
Selanjutnya , Kepala sekolah Drs. Abdul Haris, M.M., dengan singkat menuturkan "Pentingnya pendidikan karakter yang menumbuhkan rasa cinta tanah air dan penghargaan terhadap perbedaan sejak dini.
Saya selaku penulis, Ismura Faddila, S.Pd., dari Mahasiswa Magister Pendidikan IPS UNSAM melihat apa yang dilakukan SMAN 2 Patra Nusa merupakan contoh praktik pendidikan yang transformatif, dengan mengaitkan materi lokal dan nasional. Sekolah ini berhasil menjembatani nilai etnisitas dengan semangat kebangsaan secara konkret.
"Kegiatan ini menegaskan bahwa pendidikan di sekolah harus menjadi wadah pembelajaran sosial yang menumbuhkan toleransi, kerja sama, dan solidaritas lintas identitas", ujar Ismula. (L)
Social Header