Global-hukumindonesia.id, Sukabumi Salah satu Komite SMAN 1 Cicurug, Agus Subrata, Membantah adanya pungutan liar di Ranah SMAN 1 Cicurug.
Dan Agus Subrata memberikan hak jawabnya, juga klarifikasinya, "Di SMAN 1 Cicurug akan diadakan pembangunan masjid dan pemagaran lapangan", ucap Agus.
"Kita sebelumnya telah mengambil tindakan baik nominal, Waktu itu bukan pihak sekolah dan komite yang menentukan, itu berdasarkan hasil rapat dari para orang tua siswa terlebih dahulu", bebernya.
"Jadi waktu itu kita rapatkan dan menyajikan bahwa SMAN 1 cicurug sudah ada masjid cuman hanya terisi dengan kapasitas 350 siswa
Nah terus kita sepakat bagaimana caranya agar siswa yang lain bisa sholat berbarengan tidak di shif dalam menjalankan solatnya dan itu kurang efektif", tegasnya.
"Dan akhirnya kita rapat dengan para orang tua wali murid semuanya bawa bagaimana kita bangun dengan masjid, Sedangkan untuk Anggaran pembangunan masjid itu diperkirakan menghabiskan atau memerlukan biaya sebesar lima ratus tujuh puluh juta sekian, sedangkan untuk pembangunan lapangan itu memerkukan biayai sebesar dua ratus juta sekian, jadi total keseluruhan biaya yang diperlukan sebesar semuanya sekitar 770 juta rupiah", terang Agus.
"Nah dana nya dari mana, maka kita kembakikan lagi kepada para orang tua atau wali murid,Karena dana Bos itu tidak ada untuk biaya pembangunan, Sedangkan dana Bos itu ada nya untuk pembiyaan operasional sekolah, mulai dari gaji guru, pembelanjaan buku, ATK, dan segala macam, kalau untuk perawatan seperti pengecatan itu bisa dari dana Bos, tetapi untuk pembangunan infrastruktur yang lainnya saat ini itu tidak ada anggarannya dari pemerintah", kata Agus.
"Makanya untuk kemajuan SMAN I Cicurug,dan untuk anak anak para siswa/wi beribadahnya lebih fokus maka orang tua siswa dan komite, dan pihak sekolah bersepakat akan membuat masjid", ungkapnya lagi.
"Sedangkan nominal satu juta itu dari mana yaitu dari para orang tua siswa dari hasil kesepakatan namun orang tua atau wali murid memberikan bantuan tersebut bervariatif, ada yang ngasih satu juta, lima ratus ribu, dan ada juga yang ngasih sumbangannya satu juta setengah,dan akhirnya kita sepakat, dari kesepakatan tersebut kita ambil tengah yaitu satu juta, itupun berdasarkan kesepakatan orang tua atau wali murid", bebernya.
"Jadi bukan kesepakatan komite, dan sekolah, serta pembayarannya seperti apa, sistem pembayarannya yaitu pertama ada yang ngajukan tiga bulan, ada yang mengajukan 5 bulan, dan akhirnya para orang tua siswa/wi sepakat menjadi 10 bulan pembayaran atau sumbangan tersebut, dengan satu bulannya satu juta, tetapi ketika kita rapat dengan orang tua siswa, bagi orang tua yang tidak mampu, lalu pihak komite menyampaikan bagi siswa yang tidak mampu, atau yatim serta yatim piatu agar datang ke pihak komite agar bisa didata, kenapa harus didata agar managementnya teratur dan baik", jelasnya dengan tegas.
"Di SMA 1 Cicurug akan diadakan pembangunan masjid dan pemagaran
lapangan Kita sebelum, jadi waktu itu kita rapatkan dan menyajikan bahwa SMAN 1 Cicurug sudah ada masjid cuman hanya terisi dengan kapasitas 350 siswa", terangnya.
"Waktu itu bukan pihak sekolah dan komite yang menentukan, itu berdasarkan hasil rapat dari para orang tua siswa terlebih dahulu
Mengambil tindakan baik nominal
Dan akhirnya kita rapat dengan para orang tua wali murid semuanya bawa bagaimana kita bangun dengan masjid", ulasnya.
"Nah terus kita sepakat bagaimana caranya agar siswa yang lain bisa sholat berbarengan tidak di sif dalam nenjalankan solatnya dan itu kurang efektip", harapnya.
"Nah dananya darimana, maka kita kembakikan lagi kepada para orang tua atau wali murid,Karena dana Bos itu tidak ada untuk biaya pembangunan, Sedangkan dana Bos itu ada nya untuk pembiyaan operasional sekolah, mulai dari gaji guru, pembelanjaan buku, ATK, dan segala macam, kalau untuk perawatan seperti pengecatan itu bisa dari dana Bos,tetapi untuk pembangunan infrastruktur yang lainnya saat ini itu tidak ada anggaran nya dari pemerintah, makanya untuk kemajuan SMAN I Cicurug,dan untuk anak anak para siswa/wi beribadahnya lebih fokus", kata Agus.
"Maka orang tua siswa dan komite, dan pihak sekolah bersepakat akan membuat masjid. Sedangkan untuk Anggaran pembangunan masjid itu diperkirakan menghabiskan atau memerlukan biaya sebesar lima ratus tujuh puluh juta sekian, sedangkan untuk pembangunan lapangan itu memerkukan biaya sebesar dua ratus juta sekian, jadi total keseluruhan biaya yang diperlukan sebesar semuanya sekitar 770 juta rupiah", ungkapnya lagi.
"Sedangkan nominal satu juta itu dari mana yaitu dari para orang tua siswa dari hasil kesepakatan namun orang tua atau wali murid memberikan bantuan tersebut bervariatif, ada yang ngasih satu juta, lima ratus ribu,dan ada juga yang ngasih sumbangannya satu juta setengah, dan akhirnya kita sepakat, dari kesepakatan tersebut kita ambil tengah yaitu satu juta, itupun berdasarkan kesepakatan orang tua atau wali murid , bukan kesepakatan komite dan sekolah", bebernya dengan rinci.
"Dan pembayarannya seperti apa, sistem pembayarannya yaitu pertama ada yang ngajukan tiga bulan, ada yang mengajukan 5 bulan, dan akhirnya para orang tua siswa/wi sepakat menjadi 10 bulan pembayaran atau sumbangan tersebut, dengan satu bulannya seratus ribu rupiah, tetapi ketika kita rapat dengan orang tua siswa, bagi orang tua yang tidak mampu, lalu pihak komite menyampaikan bagi siswa yang tidak mampu, atau yatim serta yatim piatu agar datang ke pihak komite agar bisa didata, kenapa harus didata agar managementnya teratur dan baik", pungkas Agus. (Hadi)
Social Header