Global-hukumindonesia.id, Batanghari - Belakangan masyarakat Kabupaten Batanghari mengeluh dengan kelangkaan Gas LPG 3 kilogram dibeberapa yang ada diwilayah Kabupaten Batanghari, Propinsi Jambi.
Tidak hanya kelangkaan, namun juga warga mengeluh dangan harga gas LPG 3 kilogram yang tidak sesuai dengan harga dari Pertamina yang telah ditetapkan.
Keluhan masyarakat terkait kelangkaan gas elpiji bersubsidi 3 kilo.Selain itu warga menjerit harga komoditas tersebut melonjak di kisaran Rp25 ribu–Rp30 ribu per tabung.
Menurut Konsemen mengatakan, "Akibat dari lonjakan harga ini sangat berdampak terhadap masyarakat miskin.Kami meminta agar pemerintah tidak tinggal diam melihat kondisi seperti ini khususnya pihak Pertamina,
Apalagi pangkalan gas subsidi yang diduga banyak yang bodong dengan memanipulasi data KK, kerap kali menjual gas diatas harga eceran tertinggi (HET). Bahkan kami juga sering kecewa karena sering tidak mendapatkan gas alias kosong padahal baru beberapa jam datangnya tapi pas kami mau beli sudah habis", ujar Warga.
Warga lain juga mengatakan, "mungkin ini adanya indikasi permainan di tingkat pangkalan untuk mencari keuntungan lebih, padahal jika kita melihat dari Surat Keputusan Gubernur Jambi nomor 508/KEP.GUB/SETDA.PRKM-2.3/2022 terkait harga HET gas elpiji 3 kilogram di Kabupaten Batanghari sebesar Rp.17.000 ribu. Dari harga HET tersebut pangkalan telah mendapatkan keuntungan Rp2.800 per tabung,
Hal ini dibutuhkan ketegasan dari instansi terkait ter khusus pihak Pemerinta Kabupaten Batanghari dan PT. Pertamina Jambi itu sendiri untuk memberikan sanksi yang tegas berupa pencabutan izin usaha bagi pangkalan yang nakal dan jangan lagi memberikan izin yang baru kapada oknum-oknum yang nakal. Kita selama ini cuma hanya mendengar mereka selalu turun ke lapangan tapi kita tidak pernah mendengar apa hasil dari mereka turun ke lapangan yang berupa pemberian sanksi pencabutan izin usaha kepada pangkalan yang resmi maupun pangkalan yang diduga bodong", bebernya.
Tambahnya, "Terkadang gas elpiji 3 kilogram datang pada malam hari, namun begitu masyarakat ingin membeli di pagi hari gas sudah habis. Belum lagi persoalan pangkalan yang menjual gas elpiji 3 kilogram di atas HET, rata-rata mereka menjual Rp20,000 per tabung dan kalau kita membeli di toko-toko(Warung)itu harganya sudah mancapai Rp.30.000 per tabungnya,
Kita selaku masyarakat tidak mengetahui berapa besaran kuota gas elpiji 3 kilogram yang telah disalurkan oleh Pertamina Jambi di Kabupaten Batanghari dan apakah kouta yang didapat oleh kabupaten Batanghari dalam setahunnya sudah terpenuhi oleh PT. Pertamina Jambi. Juga diduga pemilik pangkalan elpiji 3 kilo banyak memanipulasi data, baik itu data desa, kelurahan maupun Kecamatan", Terang warga yang engan disebutkan namanya. (Ay)
Social Header