Global-hukumindonesia.id, Batanghari - Seperti yang pernah diberitakan sebelumnya terkait adanya dugaan pembangunan di SMA 4 Batanghari tidak sesuai, pembangunan tersebut yang menelan anggaran kurang lebih Rp. 3 milyar. SMA 4 yang berbeda di Desa Pematang Gadung, Kecamatan Mersam, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi.
Heriyanto sebagai warga setempat yang juga ditunjuk oleh kepala sekolah sebagai pengawas bangunan membenarkan, "bahwa terkait pekerjaaan bangunan tersebut dikerjakan oleh orang luar daerah, seperti orang lampung dan juga orang padang. Padahal dalam aturan pekerjaan itu dikerjakan secara swakelola atau dikerjakan oleh orang tempatan,
Saya sendiri juga merasa banyak adanya keanehan di dalam proses pembangunan sekolah tersebut, selain diduga tidak sesuai spek pekerjaan yang dilaporkan pihak tukang dan juga ada keterlibatan kelurga kepala sekolah, yakni kakaknya dari padang sebagai kepala tukang pada satu bangunan sekolah itu", Tutur Heriyanto.
Heri juga mengatakan, "Bahkan Baru-baru ini banyak yang melaporkan kepada saya tentang persoalan kelengkapan pada pembangunan itu. Seperti dari orang yang memasang instalasi listrik melaporkan bahwa terhadap pemasang itu pihak sekolah membayar mereka tidak sesuai dengan jasa pemasangan,
Mungkin mereka juga merasa dirugikan dan setengah dari pekerjaan pembangunan pada waktu itu sampai lah dengan sekarang, saya tidak pernah lagi berkunjung ke sekolah tersebut, kalau untuk laporan negatif tentang sekolah ini banyak, tapi sudah malas saya menceritakannya", Kata Heri.
Tambah Heri lagi, "Dalam waktu dekat ini Saya akan mempertanyakan persoalan proses audit yang dilakukan inspektorat provinsi dan juga pihak Kejati Jambi. Sebab dirinya juga sudah melaporkan hal ini ke Kejati Jambi dan tinggal menunggu koordinasi ulang proses lidiknya", bebernya.
Saat ditanya infonya pembangunan di SMA tersebut ada temuan dan Heri menjawab, "Ya, saya juga dapat informasi kalau ada temuan kurang lebih Rp.200 juta tapi itu belum jelas kebenarannya,
Saya kecewa dengan tertutupnya atau komunikasinya pihak sekolah dengan saya, padahal ini adalah daerah kelahiran saya dan saya minta proses ini terus berlanjut dan para APH jangan tutup mata akan proses pengaduan yang saya buat beberapa waktu lalu", Pungkas Heri. (Ay)
Social Header