Global-hukumindonesia.com, Pondok Pesantren (Ponpes) Al Fatah di Desa Temboro, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan atau biasa disebut Pesantren Temboro ini merupakan pusat pengembangan ideologi Jamaah Tabligh terbesar se-Asia Tenggara.
Menurut Ustad Firmansyah yang akan mencalonkan menjadi gubernur DKI periode 20 24 - 2029 waktu berkunjung serta bersilaturahmi ke pondok pesantren menjelaskan kepada awak media bahwa Pesantren ini menempati lokasi seluas 50 hektar. Bangunan ponpes menyebar di tiga lokasi yang mendominasi wilayah Desa Temboro, yakni Pondok Pusat, Pondok Utara, dan Trangkil Darussalaam yang sebagian besar merupakan pondok putri. Saking luas wilayah dan besarnya pengaruh agama pada kehidupan keseharian warga di temboro menjadikan wilayah ini dijuluki sebagai Kampung Madinah. Sebanyak 50 persen lebih warga di Kampung Madinah merupakan pendatang, sisanya warga asli Desa Temboro.
Tambahnya dari keterangannya Ustad Firmansyah Ponpes memiliki kurang lebih 22 ribu santri. Dari jumlah tersebut, sekitar 980 santri berasal dari luar negeri, yang kebanyakan dari negara-negara di Asia Tenggara, seperti Malaysia, Brunei, dan Thailand. Banyaknya santri di Desa Temboro telah membuat tingkat perekonomian dan kemakmuran hidup warga meningkat.
Aktivitas keseharian pondok telah memberikan lapangan pekerjaan bagi warga desa Kampung Madinah yang ditaksir bisa mencapai puluhan miliaran rupiah setiap bulan. Warga menjual kebutuhan makan dan pakaian serta menyediakan jasa transportasi dan sewa rumah. Biasanya Kampung Madinah ramai ketika ada pertemuan wali santri.
Pesantren ini didirikan pada tahun 1950 oleh KH. Kholid Umar atau terkenal dengan nama Kyai Mahmud. Dari segi orientasi dan praktek keagamaannya, pesantren ini menganut sistem pengajaran seperti layaknya pesantren di kalangan Nahdhiyin lainnya di pulau Jawa. Hanya saja, pesantren Al-Fatah Temboro memadukan antara konsep Tabligh (dakwah) dengan konsep pesantren. Hal inilah yang membedakannya dengan pesantren lainnya.
Ponpes temboro mempunyai galeri peninggalan Rasulullah Muhammad SAW dan para sahabatnya. Peninggalan sejarah dan artefak-artefak sejarah islam dunia ini disimpan dalam Galeri Joko Tingkir. Selain itu, di lingkungan pondok setempat juga terdapat lahan untuk pacuan kuda, tempat unta, dan lapangan memanah.
"Alhamdulillah Wa syukurillah dengan bersilaturahmi kami ke pondok pesantren ini semoga saja menjadikan wasilah untuk kebaikan kita semuanya, dengan harapan menjadikan kami yang hadir ke pondok pesantren ini menjadi orang-orang yang terpilih serta orang-orang yang selalu mentaati perintahnya Allah Subhanahu Wa Ta'ala serta menjauhkan dari larangan-larangannya amin ya robbal alamin", tutup Ustad Firmansyah. (Yudhi Dewa)
Social Header